Sabtu, 05 November 2011

Semua Hal Tentang Cinta

Oleh : Yoga PW

Darimanakah Cinta Itu Berasal ?
Jika Anda menanyakan darimana cinta itu berasal tentu bisa dijawab
dengan jawaban cinta itu berasal dari takdir Tuhan. Jawaban tersebut
memang benar tetapi tidak memuaskan. :)
Secara ilmiah ini memang agak membingungkan, akan tetapi ilmu
pengetahuan mengatakan, jawabanya adalah jatuh cinta itu berasal dari
hidung lalu turun ke hati. Loh !? Bukan dari mata turun ke hati toh..!!??
Ya, memang begitulah adanya. Perasaan cinta yang kita rasakan muncul
karena di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang sedikit
membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Salah
satu zat ini dinamakan feromon.
Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu “phero” yang artinya
“pembawa” dan “mone” “sensasi” (feromon = pembawa sensasi). Senyawa
feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal
dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk
mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu
proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan
oleh kelenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit, dan
kemaluan. Feromon aktif apabila yang bersangkutan telah akil balig.
Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia
lainnya (terutama otak). Contoh paling mudah adalah "bau badan". Hus
jangan salah !, lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang
lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri
dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti "sidik
jari”. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda
dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan
manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Sifat dari senyawa feromon sendiri tidak kasat mata, mudah menguap,
tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia.
Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang
berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan.
Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara
yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan
oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium. Sinyal feromon
ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama
hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan
respons perilaku dan fisiologis. Menimbulkan rasa ketertarikan antara
dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksireaksi
kimia. Ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka
feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu VMO, organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan
ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Dari disinilah terjadi
apa yang dinamakan dengan cinta. (he2. tampaknya jadi terdengar
kurang romantis ya..)
Konon kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang
setelah dua sampai empat tahun. Apakah ini berarti cinta itu hanya
bersifat sementara?.
Penasaran kan ?, makanya terus baca sampai habis tulisan ini.

Apa Sih Cinta Itu ?
Ada banyak definisi tentang cinta, ada yang bilang cinta itu takdir, cinta
itu buta, cinta itu indah, cinta itu luapan emosi, cinta itu kagum atau
menyukai sesuatu, dan lain sebagainya. Pernyataan diatas tentang cinta
itu adalah benar, namun terlepas dari itu semua, ilmu pengetahuan
mengatakan bahwa cinta itu adalah proses biologis berupa reaksi kimia
didalam tubuh kita.
Cinta dipengaruhi oleh pelepasan hormon/neurotransmitter. Hormon
berasal dari bahasa Yunani “Horman” yang berarti “menggerakan”, atau
dengan kata lain hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antar kelompok sel. Berbeda dengan feromon yang dapat menyebar ke
luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali oleh individu
lain yang sejenis (satu spesies), hormon hanya dapat menyebar di
dalam tubuh. Saat kita mencintai seseorang maka dilepaslah hormonhormon
yang membuat tubuh kita bereaksi, merasakan berbagai
perasaan dan emosi.
Salah satu hormon yang dikeluarkan oleh tubuh itu adalah dopamin.
Dopamin ini memiliki efek selayaknya kokaine. Ketika Anda bertemu
seseorang yang Anda sukai, hormon dopamine ini bekerja dan sifatnya
addictive. Artinya mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan
ketagihan untuk terus bertemu dengan orang yang disukainya itu.
Dalam proporsi yang tepat, dopamin menciptakan energi intens,
kegembiraan, dan fokus perhatian, dan itulah sebabnya, ketika Anda
baru jatuh cinta, Anda dapat tetap terjaga sepanjang malam, mendaki
gunung lebih cepat, dan menekan batas kemampuan Anda. Cinta
membuat Anda lebih berani menjalani risiko yang biasanya tidak Anda
ambil. (dalam dosis tinggi bisa jadi juga membuat Anda berani
melakukan resiko seperti bunuh diri.. hiih sereem..).

Cinta Membuat Seseorang Menjadi Bahagia

“Aku tak bisa hidup tanpamu, kamu berada di aliran darahku, kamu
adalah nafasku, aku tak ingat makan, tak ingat minum, tak ingat
bobo, tak ingat mandi dll. semua itu karena mengingat kamu...”.
Mungkin kata-kata lebay dan alay diatas tak asing lagi kita dengar dari
mulut seseorang yang tengah dimabuk asmara. Dalang dibalik keadaan
tersebut adalah hormon fenylethilamin. Selain hormon fenylethilamin
ada juga hormon adrenalin. Sebagian pengaruh dari adrenalin ada yang
mirip dengan fenylethilamin, yaitu mempercepat nafas. Selebihnya ada
lagi hubungannya dengan, "tak ingat makan, tak ingat minum..". Ketika
hormon ini bekerja, efek yang ditimbulkan dapat menghilangkan nafsu
makan karena organ pencernaan jadi bekerja lebih lambat.
Nah, yang berikutnya rada-rada menakutkan. Rupanya, selain hormon
dopamine yang bekerja selayaknya kokaine, ada juga hormon yang
bekerja selayaknya morphine. Hormon ini bernama endorpin. Endorpin
dikatakan adalah morfinnya tubuh karena memang sifatnya yang seperti
morfin (tahukan morfin ?, masih sejenis narkoba juga loh..). Hormon ini
sebenarnya hanya akan muncul ketika kita merasakan sakit,
kegembiraan, dan orgasme. Namun, rupanya ketika kita jatuh cinta,
hormon ini juga bekerja, oleh karena itu orang yang jatuh cinta merasa
bahagia (kadang-kadang membuat senyum-senyum sendiri). Uniknya
ketika Anda memakan cokelat, hormon endorpin ini juga akan
dihasilkan. Itulah sebabnya ada baiknya apabila kita memberikan
hadiah cokelat kepada pasangan kita. :)
Selain itu ada juga vasopresin. Hormon ini memiliki peranan dalam
kegiatan sexual. Hormon ini dapat menekan sekresi air, berperan
sebagai antidiuretik yang dapat mengatur pengeluaran urin. Tanpa
hormon ini, Anda sudah pasti memerlukan bantuan pampers karena
tidak bisa mengatur air kencing sendiri.
Dan yang terakhir adalah oxytocine yang merupakan hormon yang
terkait dengan perasaan kepuasan. Ketika Anda memeluk atau
membelai pasangan Anda, hormon ini akan dihasilkan di hipotalamus.

Cinta Membuat Seseorang Menjadi GILA
Saat kita jatuh cinta, bagian otak yang bertugas sebagai pengontrol
depresi dan analisis, sama sekali tidak bekerja, sebaliknya bagian otak
pengontrol intuisi, rasa "ser-seran" dan bagian otak yang bekerja
merespon obat bekerja dengan aktif.

mau tau selengkapnya tentang cinta? silakan unduh file nya disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar